25 September 2009



MEJA MAKAN KAKI GENDONG 6 KURSI terbuat dari JATI


MEJA KOPI terbuat dari JATI

VAS CUMI terbuat dari JATI

LEMARI SUDUT terbuat dari JATI


KURSI SANTAI terbuat dari JATI

BUFET + CERMIN terbuat dari JATI


BUFET TV terbuat dari Jati

03 Juni 2009


BUFET ( MEJA TV ) dari jati di jual Cash & Kredit.

KERETA DORONG dari jati di jual secara Cash & Kredit.

Di jual secara Cash & Kredit MEJA + KACA MATAHARI dari Jati.

10 Mei 2009


Di jual MEJA OSIN 6 BANGKU terbuat dari Jati Cash / Kredit

09 Mei 2009


Di jual KURSI TAMU MADURA 3-1-1-1 dari jati Cash / Kredit
Di jual secara Cash / Kredit BUFET JATI

08 Mei 2009


Di jual Meja 1/2 Lingkaran dari Jati Cash / Kredit

Di jual Cermin Matahari Cash / Kredit

Di jual Kursi Teras Cantik

Di jual Kursi Tamu jati secara cash / kredit

09 April 2009


Meja makan Kartini 6 kursi (jati) di jual / kredit,
dengan DP 10 % sisanya dapat di bayar 9 kali.

Meja ketapang 3 dimensi (jati) di jual / kredit,
dengan DP 10 % sisanya dapat di bayar 9 kali

Lemari pakaian ( jati ) 2 pintu di jual Cash / kredit,
dengan DP 10 % sisanya dapat di cicil 9 kali.

08 April 2009

Satu set kursi tamu jati Ganesa ( 3-2-1-1) di jual cash / kredit dengan DP 10 % dan sisanya dapat di cicil 9 kali.

07 April 2009


Kursi YU YU jati dari jepara ini di jual / kredit dengan DP 10 % sisanya di bayar 9 x

Sketsel Jati dari Jepara ini saya jual cash / kredit. dengan DP 10 % dari harga barang, sisanya 9 x bayar.

02 April 2009

JATI BLORA


Jati ”Pendem”, Harta Karun Petani Blora

Senin| 1 12 2008 | 12:09 WIB
Foto dan Naskah :
Kompas / Albertus Hendriyo Widi Ismanto

Jati pendem adalah harta karun petani Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Bagaimana tidak, setiap musim kemarau mereka menggali jati pendem yang harganya bisa Rp 5 juta-Rp 12 juta per batang. Dengan harga itu, penghasilan setiap pencari jati pendem rata-rata Rp 1 juta per batang yang ditemukan.

Jati pendem merupakan pohon jati tak bertuan yang terpendam di dalam tanah, ada yang sudah mencapai ratusan tahun. Biasanya jati itu terpendam setelah tumbang akibat faktor alam (angin ribut dan longsor) atau sisa-sisa penjarahan pada akhir 1990-an yang disembunyikan di dalam tanah.

Batang-batang pohon jati itu ditemukan di kawasan bekas hutan atau tidak jauh dari hutan. Para petani pencari jati pendem kerap pula menemukan jati itu di waduk yang mengering pada musim kemarau, misalnya di Waduk Greneng, Desa Greneng, Kecamatan Tunjungan.
Mereka menemukan jati di kedalaman 4-8 meter. Besar dan panjang jati itu pun bervariasi, mulai dari yang berdiameter 20 sentimeter dengan panjang 5 meter hingga yang berdiameter 115 sentimeter dan panjang 25 meter.
Selain menemukan jati, pernah ada pencari jati pendem menemukan tempat sesaji dan uang logam kuno. Uang yang terbuat dari kuningan itu bertuliskan huruf Jawa dan angka tahun 1070.

Proses pencarian sampai pengangkatan jati pendem membutuhkan waktu 10-30 hari dan dilakukan berkelompok, 6-7 orang. Prosesnya diawali dengan mencari lokasi jati pendem memakai cis atau kawat ulir baja sepanjang 4-7 meter.

Cis ditancapkan ke dalam tanah. Jika cis sudah menyentuh bagian keras, dapat dipastikan di situlah jati pendem berada. Setelah itu, baru mereka menggali tanah sedalam cis. Jika jati terlalu panjang, mereka memotong kayu itu menjadi dua bagian lalu diangkat memakai katrol.

”Kami menjual jati itu ke juragan kayu Rp 5 juta-Rp 12 juta. Kalau lagi apes, yaitu mendapat jati yang sudah busuk dan berlubang, ya penghasilannya sedikit, di bawah Rp 1 juta. Bahkan bisa saja ternyata di dalam tanah yang sudah digali tidak ada jatinya,” kata Masduri (40), pencari jati pendem asal Desa Greneng.

Juragan jati memasarkan jati pendem ke Kanada, Perancis, dan Swiss melalui perantara dari Bali. Di negara-negara itu, jati pendem biasa digunakan sebagai bahan baku mebel, seperti meja panjang dan pintu rumah. Satu gelondong jati pendem harganya Rp 100 juta-Rp 450 juta, tergantung dari besar, panjang, dan kualitasnya.

Foto dan teks: Albertus Hendriyo Widi Ismanto
& Bahana Patria Gupta